PEMBUATAN
MODEL KAPAL SABANG MARINDO
KFC
2010
1.
PENGANTAR
Laporan Teknis pembuatan model kapal Sabang
Marindo ini merupakan laporan yang menjelaskan kegiatan yang telah dilakukan oleh
Leader Manufakturing dan pengujian model kapal 1.2.0, Program Aplikasi
Penyempurnaan Desain Dan Uji Operasional Kapal Ferry Cepat Angkut
Penumpang/Barang 2010.
Model kapal ferry cepat Sabang Marindo dibuat dengan
skala model 1:10 dengan bahan model dari fiber glass. Pembuatan model dari
bahan fiber glass terdiri dari dua tahapan, yaitu ; Tahapan pembuatan cetakan
model dan tahapan pembuatan model kapal
dengan cara pengecoran model dengan fiber glass.
Dalam laporan ini dijelaskan mengenai pelaksanaan
pembuatan model dari bahan fiber glass dengan cara melapiskan fiber glass pada
cetakan model yang telah dibuat sebelumnya.
2.
TUJUAN
Tujuan dari kegiatan
ini adalah untuk membuat model kapal ferry cepat Sabang Marindo terbuat dari bahan fiber glass dengan
sistim laminasi sebagai model uji.
Ukuran utama Model Kapal ferry cepat
Sabang Marindo :
·
panjang kapal (Lpp) 3,134 m
·
lebar (B) 0,6
m
·
tinggi (H) geladak utama 0,323m
·
sarat (T) 0,2m .
3.
KEGIATAN PEMBUATAN MODEL KAPAL SABANG
MARINDO.
1. Tahap persiapan laminasi model
Setelah cetakan
selesai dibuat maka sebelum laminasi fiber glass dilakukan, maka perlu diadakan
persiapan-persiapan yang matang mengingat proses laminasi ini ada batasan waktu
(dead-line) yang harus dijaga. Bila waktu campuran komponen cairan fiber bereaksi
terlalu lama, maka campuran tersebut akan mengental dan harus dibuang karena
tidak dapat digunakan.
Sebelum membahas
persiapan pengecoran laminasi lebih jauh, berikut ini dijelaskan dahulu
macam-macam material yang digunakan pada laminasi sebagai berikut:
(a) Wax yaitu
semacam parafin yang mempunyai warna lemon, wax digunakan untuk melicinkan
permukaan cetakan dengan cara menggosokkan wax tersebut pada permukaan cetakan
(b) PVA
(polyvinyl alcohol) yaitu cairan kental berwarna biru berfungsi sebagai
komponen pelepas pada cetakan ketika kapal dilepas /diangkat dari cetakan
(c) Gelcoat yaitu
cairan kental yang berwarna putih digunakan untuk campuran pigmen pada proses
pengecatan/warna
(d) Pigmen yaitu
material liat dengan warna-warna tertentu (13 warna) digunakan sebagai campuran
cat/ warna
(e) Cobalt yaitu
cairan kental berwarna biru tua digunakan sebagai akselator dalam reaksi
laminasi
(f) SN yaitu
cairan encer yang berwarna putih bening berfungsi sebagai pengencer gelcoat
dalam proses pewarnaan /cat
(g) Methylethylketone
Peroxide (MEKP) yaitu cairan encer yang berwarna putih bening berfungsi sebagai
katalis dalam proses laminasi,
(h) Roving cloths
berupa lembaran serat glass berwarna putih yang bersusun seperti tikar
(anyaman),
(i) Chopped
strand mats berupa lembaran serat glass berwarna putih yang tersusun dari
benang-benang dengan panjang 5 s/d 10 cm secara acak,
(j) Inti/core
yaitu lapisan inti yang digunakan dalam suatu konstruk-si misalnya: gading,
sekat, penegar sekat. Bahan inti bisa dari kayu, gabus, multipleks
(k)Stick glue
yaitu lem pejal warna putih dengan proses penggunaannya dengan alat listrik.
Fungsi untuk mengikat sementara bagian sambungan dari suatu konstruksi
(l)Powder semacam semen berwarna putih yang
penggunaannya bersama dengan resin dan MEKP (katalis), berfungsi seperti pengisi/dempul
(m) Aceton yaitu
cairan encer yang berwarna putih bening berfungsi sebagai pelarut, digunakan ter-utama
untuk mencuci/ membersihkan, misal alat kerja (roll) .
Untuk
menggambarkan bahan-bahan yang di-gunakan untuk membuat kapal FRP dapat
di-lihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Material FRP secara umum
Selanjutnya
dilakukan persiapan-persiapan material yang meliputi;
(a) Semua
material sedapat mungkin dekat dari tempat pengecoran dan memenuhi standard
penanganan material dari produsen/pabrik (misalnya tidak boleh kena sinar
matahari secara langsung, air, minyak, debu ),
(b) Penentuan
material roving, matt pada perencanaan pelapisan (misal-nya untuk lapisan awal,
ke 2, dst sehingga waktu yang digunakan efektif)
(c) Setelah langkah a dan b di atas siap maka
permukaan cetakan dilaburi dengan PVA secara merata hingga ditunggu kering
(d) Sebelum PVA
kering betul maka proses pewarnaan/pengecatan bisa dimulai, cat yang digunakan
dari proses ini merupakan campuran dari : gelcoat, pigmen, cobalt, katalis
(MEKP) dengan komposisi sesuai spesifikasi teknis dari pabrik yang
bersangkutan, bila dipandang campurannya terlalu kental maka sebagai
pengencernya bisa ditambahkan SN seperlunya. Proses pengecatan dilakukan
selayaknya pada proses pengecatan dengan menggunakan kompressor.
Gambar 2. Peralatan kerja fibreglass
2. Tahap laminasi.
Pada pengerjaan
fibreglass menggunakan metode Hand lay-up yaitu metode secara manual dengan tangan pada
proses pencetakan, pada pengisian penguat serat glass dan resin.
Gambar 3. Metode
Hand lay-up sigle skin
Sedangkan untuk
konstruksi fibreglass menggunakan Konstruksi kulit tunggal/single skin yaitu
konstruksi yang tersusun panel-panel tunggal FRP dicetak dengan penguat serat
glass dan resin (lihat Gambar 3).
Proses pengerjaan
metode Hand lay-up dan konstruksi Single skin dengan langkah-langkah
sebagai berikut (proses laminasi lambung) :
(1) Setelah
proses pengecatan/gelcoat selesai dan kering maka pelapisan pertama bisa
dilakukan, permukaan lambung dilaburi resin dengan katalis secara merata
kemudian lembaran mat ditempelkan dan dirol dengan rol bulu dan roll besi (Gambar
3). Hal ini dilakukan agar mat benar-benar menempel sesuai dengan pola cetakan
dan juga untuk mengeluarkan udara yang terperangkap. Terperangkapnya udara akan
mengurangi kekuatan struktur tersebut.
(2). Setelah mat
terpasang, maka proses selanjutnya lapisan roving ditempelkan seperti pada cara
no (1), kemudian dilanjutkan dengan
lapisan mat yang lain dengan cara-cara yang sama. Karena model ini relatif
kecil maka pelapisan 2 lapis sudah dianggap kuat.
(3) Untuk konstruksi yang lain caranya sama,
hanya jumlah lapisan serat-nya yang berbeda tergantung beban yang diterima dari
konstruksi tersebut semakin besar maka lapisannya juga semakin banyak.
3. Tahap
perakitan komponen
Yang dimaksud
dengan tahap ini yaitu tahap dimana bagian konstruksi dengan konstruksi lain
digabungkan misalnya: pemasangan sekat, geladak. Tahap ini dilakukan pada saat
kedua bagian ini kering dan prosesnya dilakukan ketika model kapal masih di
dalam cetakan. Hal ini untuk menghindari model mengalami puntir atau berubah
bentuk dikarenakan model belum rigid.
Proses perakitan
dilakukan sebagai berikut:
(1) Bagian yang akan
disambung, sebagai ikatan antar konstruksi digrinda/dikasari (misalnya lambung
dengan sekat) agar pengikatannya lebih kuat
(2) Pengeleman
dengan stick glue pada bagian yang bersinggungan dari sekat dan lambung hingga
rigid
(3) Untuk 2 sisi
dari bagian sekat dan lambung didempul dengan campuran powder dempul dan
katalis secukupnya, tujuan dari pendempulan ini selain menambah kekuatan ikatan
juga sebagai tempat menempelnya lembaran serat (mat dan roving) secara benar
dan tidak adanya udara terperangkap,
(4) Setelah
sambungan rigid maka dilakukan proses pelapisan fiber dengan cara yang sama
dengan di atas namun jumlah lapisannya mat to mat.
Gambar 4. Perakitan komponen
4. Tahap pemasangan peralatan-peralatan atau
sistem di model.
Setelah perakitan
komponen-komponen yang bisa dilakukan di model pada posisi didalam cetakan,
maka selanjutnya model siap dilepas/ diangkat dari cetakan. Pada proses pengangkatan
model dari cetakan ini banyak cara yang digunakan, namun karena bentuk lambung
standard maka cukup diangkat ke atas dari cetakan dengan menggunakan tali dari
crane. Model ditaruh pada meja penandaan untuk pemasangan poros baling-baling,
pemasangan poros kemudi.
5. Tahap penandaan model.
Untuk
mempermudah dalam pengamatan dan analisa dari suatu pengujian maka model perlu diadakan penandaan, proses ini
dilakukan di meja penandaan (marking table).
Gambar 5. Meja
penandaan
Marking table ini
diperlengkapi dengan lengan ukur 3 dimensi (sumbu X, Y dan Z) alat ini
mempunyai ketelitian tinggi yaitu per micro. Pada pekerjaan ini meliputi
penandaan garis air, station–station, identitas model, kisi–kisi untuk pengamatan
gelombang (grids) dan lain–lain yang terletak pada lambung model.
4.
HASIL
KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
Model kapal
dilakukan pengecatan dan penandaan yang diperlukan untuk kebutuhan pengujian.
Pada setiap pentahapan pekerjaan yang berhubungan dengan ketepatan ukuran telah
dilakukan pengecekan dimensi, sehingga hasil akhir dari pembuatan model akan
terjamin ketepatan ukurannya.
Gambar 6. Model kapal SABANG MARINDO
5.
REKOMENDASI
Pembuatan model kapal Sabang Marindo
ini merupakan hasil penyempurnaan desain kapal ferry cepat. Model kapal
tersebut sudah siap untuk dipakai dalam pengujian seakeeping.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar